Sunday 9 February 2014

Mungkinkah Indonesia Menjadi Peserta Olimpiade Musim Dingin?

Pada tanggal 7-23 Februari 2014 ini sedang berlangsung salah satu even olahraga terbesar sejagad yaitu olimpiade musim dingin di Sochi,Rusia.  Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Indonesia tidak mengirimkan wakilnya ke Rusia?

Jawabannya mudah saja, Indonesia adalah negara tropis yang tidak mungkin turun salju sehingga menjadi peserta olimpiade musim dingin adalah suatu “mission imposibble”. Tetapi apakah itu bisa menjadi alasan? Tidak bisakah kita melihat lingkup yang lebih luas seperti kebanggaan sebagai suatu negara berdaulat dan sebagai ajang promosi budaya nasional kita?

Olimpiade musim dingin tahun ini mempertandingkan 15 cabang olahraga dengan 87 negara peserta ditambah 1 peserta olimpiade independen. Yang mengejutkan saya adalah dari 87 negara peserta tersebut terdapat negara-negara Togo, Venezuela, Thailand, Filipina, dan bahkan Timor Leste yang notabene bukan negara-negara memiliki musim dingin. Mungkin kita pernah mendengar bahwa di Thailand bagian utara pernah turun salju namun saya rasa jumlahnya sangat sedikit dan tidak mungkin untuk bermain ski di sana. Apakah tujuan ke-5 negaratersebut dalam olimpiade musim dingin ini adalah untuk mengumpulkan medali sebanyak-banyaknya? Saya rasa tidak, tujuan mereka diantaranya adalah untuk menunjukkan kepada dunia internasional bahwa mereka ada dan sedang berpartisipasi pada even olahraga internasional serta sebagai ajang untuk mempromosikan budaya mereka lewat seragam yang dipakai oleh atlet dan officialnya.

Jika Indonesia menjadi salah peserta olimpiade musim dingin, ada beberapa cabang olahraga yang bisa diikuti karena tidak seluruh cabang membutuhkan salju. Kurang lebih ada 5 cabang yang menggunakan es untuk melakukannya seperti figure skating, ice hockey, speed skating, short track dan curling yang bisa diikuti Indonesia di olimpiade musim dingin. Di Jakarta sudah banyak  fasilitas untuk area ice skating yang bisa digunakan untuk berlatih bagi para calon atletnya. Selain Jakarta, di Surabaya pun sudah ada area untuk ice skating. Bahkan komunitas ice hockey Indonesia sudah dibentuk akhir-akhir ini.

Dengan kondisi diatas, saya pikir Kemenpora, KOI, dan KONI tidak perlu berpikir panjang lagi untuk dapat berpartisipasi pada olimpiade musim dingin untuk pertama kalinya pada tahun 2018 mendatang di Pyeongchang, Korea Selatan.  Bagaimanapun rasa bangga sebagai bangsa Indonesia adalah nomor satu dan budaya nasional kita wajib untuk kita perkenalkan ke seluruh dunia. Kalau bukan bangsa Indonesia sendiri siapa lagi yang akan melakukannya?

Monday 27 January 2014

Terima Kasih BRI

Tidak ada niat untuk mengiklankan bank BRI, judul diatas berdasar pada pengalaman saya semata.

Dengan mendapat kesempatan untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri(Jepang) tentunya aktivitas keuangan yang sebelumnya bisa dilaksanakan di Indonesia dengan menggunakan ATM atau mengunjungi kantor cabang bank menjadi suatu hal yang tidak mungkin dilakukan. Seluruh aktivitas keuangan hanya dapat dilakukan lewat internet banking dan jika ada masalah, penyelesaiannya dilakukan dengan cara membuat email ke customer service atau menelpon langsung call center.

Pada suatu hari tanggal 16 Januari 2013 ibu saya di Indonesia mendapatkan musibah kecopetan sehingga dompet beserta kartu ATM BNI milik ibu dan ATM BRI milik saya yang saya titipkan hilang. Sayangnya didalam dompet itu terdapat juga PIN kedua ATM tersebut. Suatu kecerobohan yang tentu saja dapat memberi pelajaran kepada ibu saya pribadi dan kepada siapapun yang mendengar atau membaca kisah ini. Sadar telah tercopet, ibu saya langsung menuju kantor cabang BNI terdekat untuk memblokir ATM nya untuk kemudian menuju kantor cabang BRI untuk memblokir ATM milik saya. Untuk kisah di bank BNI tidak saya kisahkan disini.

Singkat cerita rekening BRI saya pun diblokir. Hal yang patut diapresiasi disini adalah pihak CS juga kooperatif membantu memblokirkan rekening tujuan BRI yang menjadi salah satu tujuan transfer dari ATM BNI milik ibu saya. Informasi tersebut didapat saat ibu saya meminta blokir ke bank BNI. Dengan diblokirnya rekening tujuan bank BRI maka pelaku pencopetan tidak dapat mencairkan uangnya. Apabila CS BRI tersebut tidak cepat memblokir rekening BRI milik pelaku maka uang menjadi hilang. Saya mengapresiasi tindakan CS tersebut karena cepat bertindak terhadap suatu tindak kejahatan.

Hal lain yang patut diapresiasi adalah masalah rekening BRI saya yang dapat saya aktifkan kembali meskipun saya tidak datang langsung ke kantor cabang. Karena rekening BRI saya sudah diblokir ibu saya, otomatis saya tidak dapat melakukan aktifitas internet banking seperti biasanya. Saya khawatir pengaktifan hanya bisa langsung dilakukan oleh saya di kantor cabang BRI. Sementara saya masih lama di Jepang. Bagaimana gaji bulanan saya nanti dan bagaimana saya membayar tagihan-tagihan?

Dalam rangka aktivasi kembali rekening saya, saya mencoba membuat email ke email customer service BRI. Namun tidak ada jawaban setelah 4 hari saya menunggu. Kemudian saya coba telepon ke BRI call center 021-57987400, tentunya telepon internasional yang biayanya tidak murah. Setelah dikonfirmasi, CS call center tidak dapat membantu aktifasi karena memang belum ada sistemnya namun memberi solusi dengan memberikan nomor telepon kantor cabang BRI rekening saya. Setelah itu, saya menelpon kantor cabang BRI kas PTDI tempat rekening saya dibuat dan setelah dicek data, saya langsung dapat mengaktifkan kembali rekening saya tanpa harus datang ke kantor cabang BRI. Terima kasih untuk CS call center BRI dan kantor kas PTDI yang telah memudahkan saya untuk aktivasi kembali rekening serta CS kantor cabang Batang yang telah membantu ibu saya.