Saturday 12 October 2019

Hagibis Melanda Jepang

Pada tanggal 12 Oktober 2019 kemarin Jepang diterpa bencana angin topan Hagibis atau disebut di Jepang sebagai topan No 19. Topan Hagibis ini sangat besar dan kuat melanda hampir sebagian besar wilayah Jepang wilayah Tokai atau wilayah Kanto mulai dari siang hingga malam pada tanggal 12, menyebabkan angin kencang dan hujan lebat dalam waktu yang lama. Topan ini kemudian terus bergerak ke Timur laut dari Jepang Timur ke wilayah Tohoku. Menurut Japan Meteorogical Agency (JMA), curah hujan pada daerah tertentu mencapai 800mm dan kecepatan angin mencapai 45m/s.




Lebih dari itu, awan hujan yang berkembang dari topan itu sendiri akan menyebabkan rekor hujan lebat dalam cakupan wilayah yang luas. Topan Hagibis kali ini itu menjadi rekor hujan lebat yang sebanding dengan topan Kanogawa pada tahun 1958, yang sebagian besar merupakan banjir dari sungai yang meluap. Sehingga Jepang benar-benar waspada terhadap datangnya topan Hagibis berupa badai, gelombang tinggi dan besar, tanah longsor yang disebabkan oleh hujan lebat, tergenangnya tanah rendah dan fasilitas bawah tanah, luapan air sungai, serta timbulnya kilat dan tornado.
Pada saat artikel ini dibuat, jumlah total korban meninggal dan hilang masih simpang siur karena pihak berwenang masih terus mengumpulkan data tentang korban dari laporan-laporan masyarakat. Menurut media Asahi, setidaknya 3 meninggal dunia dan 13 hilang pasca kejadian. Sedangkan menurut media Nikkei, terdapat 8 meninggal dunia dan 12 hilang akibat topan Hagibis.
Pemerintah Jepang sendiri sudah mengantisipasi datangnya topan Hagibis ini sejak 1 minggu yang lalu. Sehingga informasi cuaca seperti peringatan yang diumumkan oleh stasiun meteorologi di berbagai tempat dan berbagai jenis media sudah dilakukan sebelum terjadi bencana. Masyarakat juga berbondong-bondong membeli makanan-makanan praktis dan alat-alat darurat seperti senter, lilin, dan lakban. Mengapa lakban? Lakban ditempel di kaca-kaca jendela dan pintu untuk mengurangi serpihan kaca apabila kaca pecah terkena angina kencang. Penulis sempat mengabadikan momen kosongnya barang-barang tersebut dan antrian di supermarket pada malam sebelum tanggal 12 Oktober. Beberapa saat sebelum bencana juga terdapat saran evakuasi oleh city hall melalui pengeras suara di sudut-sudut kota sebelum angin dan hujan semakin kuat, sebelum gelap di malam hari, untuk melindungi hidup dan memastikan keamanan tiap-tiap orang.
Topan Hagibis yang melanda Jepang kali ini merupakan salah satu bencana alam besar yang dialami Jepang. Namun dengan pemanfaatan teknologi dan media informasi, dampak korban yang ditimbulkan akibat bencana dapat diminimalisir. Bencana alam tidak dapat ditolak kedatangannya, tetapi manusia diberi akal oleh Tuhan untuk berpikir bagaimana menghadapinya.

Sumber:
https://www.jma.go.jp/jma/press/1910/11b/201910111100.html
https://www.asahi.com/articles/ASMBD61TPMBDULBJ00H.html
https://www.nikkei.com/article/DGXMZO50945520S9A011C1CZ8000/

Tuesday 9 July 2019

Pengelolaan Sampah di Jepang

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, manusia dapat dipastikan akan menghasilkan sampah yang memerlukan tempat untuk pembuangannya. Namun tempat penampungan sampah belum akan menyelesaikan masalah karena jumlah sampah yang akan terus bertambah setiap harinya. Sehingga yang diperlukan adalah bagaimana pengolahan sampah dilakukan secara efektif dan efisien. Di Indonesia berbagai usaha sudah dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah untuk menangani masalah sampah. Kita patut apresiasi usaha-usaha tersebut meskipun hasilnya masih jauh dari ideal apalagi jika berkaca pada pegelolaan sampah di negara-negara maju. Oleh karena itu, tidak ada salahnya pada kesempatan ini saya coba share sistem pengelolaan sampah di Jepang, khususnya sampah rumah tangga atau sampah yang dihasilkan dari kehidupan sehari-hari.


Pengelolaan sampah di Jepang pada umumnya diatur dari cara pemisahan sampah dan hari pembuangannya. Setiap Ku (Kota) atau Shi (Kabupaten) di Jepang memiliki kebijakannya sendiri-sendiri dalam menentukan cara dan hari pembuangan sampah untuk kawasannya, namun secara umum dasar dalam pemisahan sampahnya sama.

Sebagai contoh, tempat tinggal sekarang saya adalah di Meguro Ku, Tokyo. Tempat pembuangan sampah ditentukan di spot-spot tertentu di sudut-sudut apartemen, mansion, dan perkantoran. Tempat pembuangan sampah berupa bak beton berukuran 1x2m dan terdapat jaring di atasnya untuk melindungi dari hewan liar seperti kucing dan burung gagak yang tertarik dengan sampah. Sampah harus dibungkus rapi dengan plastik dan dibuang pada hari dan jam yang ditentukan. Apabila ada yang tidak mematuhi, maka penghuni akan mendapat peringatan. Sehingga tidak heran apabila bak sampah akan terlihat bersih di luar jam pembuangan sampah.

Bak sampah dalam kondisi bersih

Sampah dibagi menjadi 5 bagian besar yakni sampah recycle, sampah terbakar, sampah tidak dapat terbakar, kertas bekas, dan sampah ukuran besar.   Pertama, sampah recycle atau sampah dapat diperbaharui dibuang seminggu sekali setiap hari Kamis. Yang termasuk sampah jenis ini adalah sampah plastik dengan kode プラ, pet botol dengan syarat tutup dan label pembungkus dibuka, botol lainnya, dan kaleng minuman.  Kedua, sampah terbakar yang hanya dapat dibuang seminggu 2 kali pada hari Selasa dan Jumat. Masuk kategori sampah terbakar adalah sampah dapur, dedaunan, plastik selain recycle, pakaian, produk karet, produk kulit, dan kertas.  Ketiga adalah sampah tidak dapat terbakar, dapat dibuang sebulan 2 kali pada hari Sabtu minggu pertama dan ketiga. Termasuk sampah jenis ini adalah keramik, kaca, logam, bohlam, produk yang mengandung merkuri, kaleng spray, korek api, botol yang mengandung gas. Keempat, kertas bekas mendapat jatah untuk dapat dibuang pada hari Kamis dengan syarat harus diikat rapi dengan tumpukan masing-masing sesuai kertas koran, majalah, dan kardus. Terakhir adalah sampah ukuran besar yag berukuran lebih dari 30cm, pembuangannya harus menghubungi call center Meguro Ku untuk menentukan waktu dan tempat pembuangannya.

Kondisi bak sampah di hari pembuangan sampah terbakar

Dari item-item kategori barang yang dapat dibuang diatas, mungkin ada yang bertanya bagaimana dengan barang elektronik seperti TV, komputer, kulkas, mesin cuci, AC, dll. Pembuangan barang- barang tersebut hanya dapat dilakukan dengan menghubungi toko tempat menjual barang tersebut atau toko khusus penampungan barang-barang elektronik, tentu saja ada biaya yang harus dibayarkan. Dari pengalaman penulis, rata-rata sekitar 2000-4000 yen per item.

Begitulah sistem pembuangan sampah yang berlaku di Jepang, khususnya di Tokyo. Mungkin dapat menjadi referensi pemerintah pusat maupun daerah di Indonesia untuk mengatasi persoalan sampah di negara kita.


Sunday 9 February 2014

Mungkinkah Indonesia Menjadi Peserta Olimpiade Musim Dingin?

Pada tanggal 7-23 Februari 2014 ini sedang berlangsung salah satu even olahraga terbesar sejagad yaitu olimpiade musim dingin di Sochi,Rusia.  Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Indonesia tidak mengirimkan wakilnya ke Rusia?

Jawabannya mudah saja, Indonesia adalah negara tropis yang tidak mungkin turun salju sehingga menjadi peserta olimpiade musim dingin adalah suatu “mission imposibble”. Tetapi apakah itu bisa menjadi alasan? Tidak bisakah kita melihat lingkup yang lebih luas seperti kebanggaan sebagai suatu negara berdaulat dan sebagai ajang promosi budaya nasional kita?

Olimpiade musim dingin tahun ini mempertandingkan 15 cabang olahraga dengan 87 negara peserta ditambah 1 peserta olimpiade independen. Yang mengejutkan saya adalah dari 87 negara peserta tersebut terdapat negara-negara Togo, Venezuela, Thailand, Filipina, dan bahkan Timor Leste yang notabene bukan negara-negara memiliki musim dingin. Mungkin kita pernah mendengar bahwa di Thailand bagian utara pernah turun salju namun saya rasa jumlahnya sangat sedikit dan tidak mungkin untuk bermain ski di sana. Apakah tujuan ke-5 negaratersebut dalam olimpiade musim dingin ini adalah untuk mengumpulkan medali sebanyak-banyaknya? Saya rasa tidak, tujuan mereka diantaranya adalah untuk menunjukkan kepada dunia internasional bahwa mereka ada dan sedang berpartisipasi pada even olahraga internasional serta sebagai ajang untuk mempromosikan budaya mereka lewat seragam yang dipakai oleh atlet dan officialnya.

Jika Indonesia menjadi salah peserta olimpiade musim dingin, ada beberapa cabang olahraga yang bisa diikuti karena tidak seluruh cabang membutuhkan salju. Kurang lebih ada 5 cabang yang menggunakan es untuk melakukannya seperti figure skating, ice hockey, speed skating, short track dan curling yang bisa diikuti Indonesia di olimpiade musim dingin. Di Jakarta sudah banyak  fasilitas untuk area ice skating yang bisa digunakan untuk berlatih bagi para calon atletnya. Selain Jakarta, di Surabaya pun sudah ada area untuk ice skating. Bahkan komunitas ice hockey Indonesia sudah dibentuk akhir-akhir ini.

Dengan kondisi diatas, saya pikir Kemenpora, KOI, dan KONI tidak perlu berpikir panjang lagi untuk dapat berpartisipasi pada olimpiade musim dingin untuk pertama kalinya pada tahun 2018 mendatang di Pyeongchang, Korea Selatan.  Bagaimanapun rasa bangga sebagai bangsa Indonesia adalah nomor satu dan budaya nasional kita wajib untuk kita perkenalkan ke seluruh dunia. Kalau bukan bangsa Indonesia sendiri siapa lagi yang akan melakukannya?

Monday 27 January 2014

Terima Kasih BRI

Tidak ada niat untuk mengiklankan bank BRI, judul diatas berdasar pada pengalaman saya semata.

Dengan mendapat kesempatan untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri(Jepang) tentunya aktivitas keuangan yang sebelumnya bisa dilaksanakan di Indonesia dengan menggunakan ATM atau mengunjungi kantor cabang bank menjadi suatu hal yang tidak mungkin dilakukan. Seluruh aktivitas keuangan hanya dapat dilakukan lewat internet banking dan jika ada masalah, penyelesaiannya dilakukan dengan cara membuat email ke customer service atau menelpon langsung call center.

Pada suatu hari tanggal 16 Januari 2013 ibu saya di Indonesia mendapatkan musibah kecopetan sehingga dompet beserta kartu ATM BNI milik ibu dan ATM BRI milik saya yang saya titipkan hilang. Sayangnya didalam dompet itu terdapat juga PIN kedua ATM tersebut. Suatu kecerobohan yang tentu saja dapat memberi pelajaran kepada ibu saya pribadi dan kepada siapapun yang mendengar atau membaca kisah ini. Sadar telah tercopet, ibu saya langsung menuju kantor cabang BNI terdekat untuk memblokir ATM nya untuk kemudian menuju kantor cabang BRI untuk memblokir ATM milik saya. Untuk kisah di bank BNI tidak saya kisahkan disini.

Singkat cerita rekening BRI saya pun diblokir. Hal yang patut diapresiasi disini adalah pihak CS juga kooperatif membantu memblokirkan rekening tujuan BRI yang menjadi salah satu tujuan transfer dari ATM BNI milik ibu saya. Informasi tersebut didapat saat ibu saya meminta blokir ke bank BNI. Dengan diblokirnya rekening tujuan bank BRI maka pelaku pencopetan tidak dapat mencairkan uangnya. Apabila CS BRI tersebut tidak cepat memblokir rekening BRI milik pelaku maka uang menjadi hilang. Saya mengapresiasi tindakan CS tersebut karena cepat bertindak terhadap suatu tindak kejahatan.

Hal lain yang patut diapresiasi adalah masalah rekening BRI saya yang dapat saya aktifkan kembali meskipun saya tidak datang langsung ke kantor cabang. Karena rekening BRI saya sudah diblokir ibu saya, otomatis saya tidak dapat melakukan aktifitas internet banking seperti biasanya. Saya khawatir pengaktifan hanya bisa langsung dilakukan oleh saya di kantor cabang BRI. Sementara saya masih lama di Jepang. Bagaimana gaji bulanan saya nanti dan bagaimana saya membayar tagihan-tagihan?

Dalam rangka aktivasi kembali rekening saya, saya mencoba membuat email ke email customer service BRI. Namun tidak ada jawaban setelah 4 hari saya menunggu. Kemudian saya coba telepon ke BRI call center 021-57987400, tentunya telepon internasional yang biayanya tidak murah. Setelah dikonfirmasi, CS call center tidak dapat membantu aktifasi karena memang belum ada sistemnya namun memberi solusi dengan memberikan nomor telepon kantor cabang BRI rekening saya. Setelah itu, saya menelpon kantor cabang BRI kas PTDI tempat rekening saya dibuat dan setelah dicek data, saya langsung dapat mengaktifkan kembali rekening saya tanpa harus datang ke kantor cabang BRI. Terima kasih untuk CS call center BRI dan kantor kas PTDI yang telah memudahkan saya untuk aktivasi kembali rekening serta CS kantor cabang Batang yang telah membantu ibu saya.

Friday 25 October 2013

JAMINAN KESEHATAN NEGARA SAKURA

      Seminggu yang lalu anak saya yang berusia 4 tahun mengalami demam yang dilanjutkan dengan batuk pilek.  Kalau didiamkan dan diberi makanan bervitamin mungkin bisa sembuh dengan sendirinya, tapi melihat keadaannya yang batuk terus menerus disertai hidung tersumbat mau tidak mau harus saya bawa ke dokter. Terbayang berapa biaya berobat yang harus dikeluarkan untuk berobat di negara mahal seperti Jepang ini.  Setelah tanya ke teman, ternyata ada Iin (klinik) dokter spesialis anak yang tidak terlalu jauh dari rumah. Hari itu saya putuskan untuk lebih cepat pulang agar masih sempat untuk mengantar anak saya berobat.
       Saya, istri dan anak saya sampai ke klinik tersebut pada pukul 17.45 dan ternyata penerimaan pasien terakhir setiap harinya pada pukul 18.30.  Kondisi klinik cukup sepi dan bangunannya bersih namun kelihatan bukan bangunan modern. Tata ruangannya pun mirip dengan apotik-apotik lama di indonesia (sulit mendeskripsikannya:)). Saya daftarkan anak saya dan ditanya apakah anak saya memiliki kartu kokumin houkensho (asuransi penduduk) dan youji sinryusho (kartu berobat anak). Saya jawab iya dan saya serahkan ke bagian administrasinya. Kurang lebih 15 menit menunggu anak saya dipanggil masuk untuk diperiksa. Tentu saja didampingi ibunya dan saya sebagai translator. Anak saya segera dicek tensi, detak tubuh, rongga mulut oleh dokter yang sudah kakek-kakek namun terlihat sehat. Setelah selesai kami pun dipersilakan keluar dan menunggu obat yang diresepkan.
      Tidak lama kemudian nama anak saya dipanggil resepsionis yang artinya obat sudah siap. Obatnya hanya sebotol lecil cairan berwarna orange yg diminum setiap habis makan selama 3 hari. Harganya? Saya hanya diminta 50 yen(5000 rupiah) untuk mengganti botol yang dipakai untuk mengisi obat. Biaya dokter gratis. Biaya obat yang sangat murah dan dokter gratis ini dikarenakan anak saya memiliki kartu kokumin houkensho (asuransi penduduk) dan youji sinryusho (kartu berobat anak).
      Di negara yang harga barangnya mahal semua sepertidi Jepang ini, kebijakan bantuan kesehatan dari pemerintah Jepang sangat membantu sekali terutama bagi mahasiswa seperti saya yang uang sakunya pas-pas an. 

Wednesday 3 July 2013

EDUKASI ALA ACARA TV JEPANG

Di malam hari setelah kegiatan selama satu hari sudah selesai biasanya kita akan mengisi waktu dengan menonton TV. Termasuk saya pun suka untuk menikmati acara TV sambil istirahat. Termasuk saat di Jepang ini, walaupun tentunya acara yang disajikan berbahasa Jepang.

Yang menarik dari acara yang disajikan terutama pada jam-jam banyak penonton (sekitar pukul 20.00-23.00) adalah kebanyakan stasiun TV menampilkan acara kuis. Namun penyajiannya menurut saya agak berbeda dengan acara kuis di televisi Indonesia pada umumnya. Acara kuis disajikan dengan sangat fleksibel, pesertanya adalah para tokoh digabung dengan selebritis sebagai daya tarik, selalu menghadirkan pakar ahli, liputan langsung di lapangan dan di akhir acara selalu dibuat kesimpulan.

Fleksibel disini adalah acara tidak melulu diisi dengan pertanyaan-pertanyaan pragmatis yang sudah ditentukan jawabannya, namun setiap peserta juga diajak diskusi oleh pembawa acara untuk memberikan alternatif jawaban beserta alasannya mengenai pertanyaan yang diajukan dan jika sudah terjawab pun peserta tetap boleh mengeluarkan pendapat. Interaksi aktif berupa diskusi antara MC dan peserta kuis inilah yang menarik dan tidak jarang malah menimbulkan kelucuan sehingga acara tidak terasa tegang.

Peserta kuis bisa datang dari berbagai kalangan namun rata-rata sudah memiliki nama di masyarakat Jepang ditambah dengan selebriti sebagai daya tarik penonton. Kemudian dalam satu acara selalu menghadirkan pakarahli untuk dapat menjelaskan tentang persoalan yang sedang didiskusikan. Sebagai contoh persoalannya berkaitan dengan penyakit, maka stasiun tv akan menghadirkan dokter spesialis tentang penyakit terkait. Jika persoalannya tentang riset, maka stasiun tv akan mengundang profesor dari universitas yang telah melakukan riset tersebut.

Selanjutnya yang membuat sajian acara kuis menarik adalah adanya liputan langsung di lapangan oleh tim reportase stasiun tv tersebut. Sebagai contoh sedang membahas masalah gunung Fuji yang baru saja dinobatkan menjadi warisan alam dunia. Maka reporter akan mengupas gunung Fuji itu seperti apa lewat tayangan gunung Fuji. Pernah suatu episode yang membahas tentang badak bercula satu dari Indonesia. Tayangannya adalah rekaman tim reporter yang sedang mengunjungi Ujung Kulon Jawa Barat. Bahkan sampai suku pedalaman di Papua pun pernah diliput dan dijadikan bahan diskusi.

Diakhir acara selalu dibuatkan resume dari pengetahuan yang didapat dari pertanyaan-pertanyaan kuis sepanjang acara sehingga pemirsa yang menonton juga dapat mendapat pengetahuan baru. Resume tersebut tidak hanya disampaikan pembawa acara tapi juga ditulis sehingga orang yang memiliki keterbatasan pendengaran pun dapat mengetahui isi dari acara tersebut. Cukup memdidik bukan? Bagi stasiun TV di Jepang, rating pemirsa menjadi hal yang menjadi perhatian tentunya, tetapi bagaimana mengemas acara yang tidak hanya menarik namun juga mendidik merupakan concern bagi setiap stasiun TV di Jepang. Bagaimana dengan stasiun TV negara kita yang penuh dengan sinetron dan diskusi debat kusir yang tentu saja jauh dari unsur edukasi pada saat jam 20.00-23.00?


Thursday 13 June 2013

Administrasi Kependudukan Yang Harus Diurus di Jepang Bagi Orang Asing

Mendarat di bandara Narita international airport pukul 08.30 waktu setempat dengan pesawat kebanggaan kita bersama Garuda Indonesia. Tempat pertama yang dikunjungi adalah toilet untuk memenuhi panggilan alam. Setelah itu langsung memasuki antrian imigrasi. Antrian cukup panjang bagi orang asing tapi masih dalam batas normal. Saat tiba giliran saya, saya serahkan paspor yang tentu saja sudah ada visa nya. Saya menggunakan visa khusus karena tujuan saya ke Jepang adalah sebagai pelajar. Saat itu juga oleh petugas loket imigrasi dibuatkan zairyu kado (kartu menetap/tinggal, semacam KTP) sebagai identitas resmi selama saya di Jepang. Sejak awal tahun 2013, sistem imigrasi bagi warga asing yang akan tinggal lama di Jepang berubah. Sebelumnya memakai kartu gaikokujin torokusho (kartu pengenal orang asing) dan tidak dikeluarkan di kuukou (bandara) tetapi di shiyakusho (balaikota) yang ada di tiap kota. 15 tahun yang lalu ketika saya pertama kali ke Jepang juga menggunakan gaikokujin torokusho. Keuntungan dari sistem baru ini adalah setelah keluar dari bandara kita sudah memiliki identitas resmi untuk tinggal di Jepang.


Suasana loket imigrasi Narita

Meskipun sudah memiliki zairyu kado, saya tetap diwajibkan paling tidak 14 hari setelah mendarat untuk melapor ke shiyakusho setempat sambil mencatatkan alamat tempat tinggal kita di Jepang yang kolomnya ada di balik kartu tersebut. Saat minggu pertama kedatangan saya masih sibuk dengan persiapan kuliah di gakko (kampus) dan menata apato sehingga saya baru bisa datang ke siyakusho setelah 7 hari kerja. Tidak masalah karena batasnya adalah 14 hari. Di shiyakusho saya mendaftar di loket kependudukan dengan terlebih dulu mengambil nomor antrian. Suasana kantor pelayanan shiyakusho ini cukup nyaman dan jika kita bingung dengan tata cara pengisian formulir dsb akan ada petugas yang akan menjelaskannya. Setalah kurang lebih 15 menit nomor saya dipanggil dan saya menyerahkan zairyu kado beserta formulir pendaftaran alamat tetap tempat tinggal saya di Jepang. Petugas kemudian memproses aplikasi saya tersebut selama 15 menit dan saya mendapatkan zairyu kado saya kembali lengkap dengan catatan alamat saya di balik kartunya.
 Kantor Siyakusho (city hall)

Selama tinggal di Jepang kita wajib memiliki hokensho (kartu asuransi). Hokensho ini juga diurus aplikasinya di siyakusho bagian hoken (asuransi). Segera setelah selesai mengurus zairyu kado, saya langsung ke loket hoken untuk mendaftar asuransi. Prosesnya tidak lama, hanya 10 menit hokensho saya sudah jadi. Iurannya per bulan sekitar \1.000(Rp.100.000).

Satu hal lagi yang perlu diurus di shiyakusho adalah nenkin menjo (pembebasan iuran tahunan). Jadi setiap orang di Jepang yang sudah memiliki KTP diwajibkan untuk membayar iuran tahunan kepada negara. Uang tersebut akan dikembalikan saat masa pensiun. Karena saya tidak akan pensiun di Jepang, maka saya mengajukan nenkin menjo. Sebenarnya tidak mengajukan pun tidak masalah karena kalau kita tidak membayar tidak akan ada yang menagih secara langsung. Tagihan hanya datang lewat pos yang akan datang terus menerus yang isinya kita harus membayar nenkin. Malas juga kan dapat surat tagihan terus menerus selama 2 tahun? Jadi saya menuju loket nenkin dan menyampaikan bahwa saya pelajar hanya 2 tahun di Jepang dan akan mengajukan menjo. Proses 5 menit selesai.

Shiyakusho menangani seluruh proses kependudukan selain visa. Jadi apabila visa kita akan habis masa berlakunya, maka kita perlu mengurusnya di kantor nyukoku kanri kyoku(imigrasi). Kalau yang tinggal di kawasan Kanagawa bisa mengurusnya di Torihamacho, Yokohama. Kalau tinggal di daerah lain, ada beberapa nyukokukankrikyoku, untuk alamat lengkapnya dapat mengunjungi website http://www.immi-moj.go.jp/english/